bvbbbbbbbbbbbbb

Maaf kepada pembaca Modifbike.blogspot.com. Theme sedang bermasalah.
Kami mohon maaf karena belm bisa menyajikan berita-berita motor terupdate untuk beberapa waktu kedepan.

Moch. Budi Arto




Ganti Knalpot Yamaha V-Ixion Harus Setting CO

yamaha vixion Buat pemilik Yamaha V-ixion, mungkin Anda sudah ganti knalpot. Selain tampilan beda, juga ada perubahan pada tenaga. Nah, ubahan bentuk saluran buang memengaruhi masukan udara dan bensin yang disuplai ke ruang bakar.

 

Untuk mengaturnya, hanya bisa melalui settingan CO (karbon monoksida) melalui ECU (electronic control unit) dengan bantuan alat FI diagnostic tool. Alat ini dimiliki bengkel resmi.

Dari pabrik, CO disetel di angka nol (0). Karena ada perubahan bentuk knalpot, maka adjuster gas bakar dalam range -30 sampai +30. "Bila angka dinaikkan atau (+) bertambah dari nol, bensin lebih kaya. Sebaliknya, jika diturunkan (-), bensin lebih sedikit," jelas Athanasius Ketut Hargunanto, mekanik Yamaha Gunung Sangyang, Krobokan Bali.

Sekadar info saja, lanjut Ketut, tiap kenaikan satu angka ada penambahan suplai bensin sebesar 0,05 cc. Ganti knalpot racing, biasanya di adjuster-nya mengarah ke setting-an CO lebih turun (-).

 

Namun, dia mengatakan, itu bukan patokan pasti. Sebab, untuk dapat tenaga bawah sampai atas rata dan maksimal, motor harus dicoba jalan. Maksudnya, jika tiap perpindahan gigi, kenaikan putaran mesin lamban, hal itu bisa di-adjuster ulang sampai pas.

 

modifikasi yamaha vixion "Bisa naik bisa turun. Semua kembali ke soal ubahan knalpot terhadap kebutuhan air fuel ratio (AFR) gas bakar yang dipasok," ujar pria kelahiran Lampung, Sumsel, ini.

Adapun untuk lakukan setting CO, secara teknis alat ini dicolok ke salah satu kabel ECU. Secara otomatis, FI diagnostic tool akan memberi informasi, baik kondisi injeksi maupun komponen penunjang.

Shiva Streetfighter

bebek street figter Budi Udin Fakkar dari JMS (Jatayu Motor Sport) selalu kasih nama kepada setiap garapannya. Termasuk di Karisma milik Fredy Wongkar ini. “Dikasih nama Shiva (baca: Siwa) yang artinya god of creation,” buka modifikator dari komplek THI (Taman Harapan Indah), Tubagus Angke, Jakarta Barat itu.


Konsepnya bebek streetfighter. Budi mendekati aroma semi naked dengan sodoran fairing bawah dipadu tulang spiderweb di seputar back-bone. Juga menonjolkan kekuatan tulang yang kekar.

modifbike
Dari sini saja sensasi yang ditorehnya sudah terasa. Budi lebih suka mengistilahkannya dengan streetfighter, terutama di back-bone yang pakai pipa tubular ala Ducati Monster.
Di sektor kaki, Budi yang kini berbadan kekar itu menyasar ajeg. ”Pilih pelek full set punya NSR150 SP,” buka builder yang doyan fitness ini. Supaya senada, peranti kenyaman alias sok pakai NSR juga. “Yap, termasuk pro-arm di belakang,” kata pria yang masih fokus main limbah moge ini.
Unsur sport yang minimalis diatur JMS dengan simplisitas di kedok ala mereka sendiri. Dipadu lampu depan Suzuki Spin 125, motor ini semakin simpel. Tentunya nggak sampai di situ. Unsur yang streamline didapat JMS dalam meracik bodywork motor ini.
modifikasi motor2
Mau bukti streamline? Monggo perhatikan bagian buntut. Sesuai nama bengkel yang berunsur sporty, masukan model buntut R6 sesuai dimensi Karisma dipasok plus lampu belakang R6 yang jadi pilihan.
Unsur poser tentu masih kentara di motor custom ini. Lihat cara mereka mendesain tangki di bawah jok. Agar bisa terpantau dan demi estetika JMS membuat lubang pantau mirip aquarium. ”Sekalian berfungsi melihat kotor nggaknya bensin dan isi tangki,” pasti sang builder.
Paling unik pijakan kaki belakang, pakai punya trail Kawasaki KX200 atau KX125. “Oh ya petunjuk di spido pakai digital milik Aprilia termasuk voltmeter, stopwatch, temperatur dan waktu,” tutup Budi.
Siaaap!

VALTERMOTO BIKIN GAMPANG

Saat mencustomized operan gigi dan pijakan kaki, kru JMS menemui kendala. Mereka trial and eror dengan beberapa produk. ”Dicoba pakai produk Yoshimura aspal yang dijual di Kebon Jeruk III, Kota, Jakarta Barat. Hasilnya nggak maksimal. Maklum, pengoperan malah jadi berat karena tidak pakai kopling manual. Footstep nggak kuat menahan kaki saat ngoper gigi. Aluminiumn meleot,” kisahnya.

modifikasi motor1
Apa boleh buat, mereka lantas memilik produk Valtermoto buatan Italia. “Hasilnya lumayan memuaskan,” jelas builder yang juga banyak sedia stok limbah big scooter.

MOTOR WARISAN
Fredy Wongkar sang pemilik Karisma dari Perum Bojong Indah, Cengkareng, Rawa Buaya, Jakarta Barat awalnya bingung. Melihat Honda Karisma kenangan dari sang bapak. “Lihat modelnya yang standar lumayan bosen. Dijual tidak mungkin karena motor warisan,” jelas Fredy.
Akhirnya untuk memelihara warisan pilihannya dimodif. “Dipilih JMS karena lumayan rapi dalam pengerjaan. Bikin motor berubah total tapi masih bisa dipakai daily use,” argumen karyawan renthal mobil PT Autorent Lancar Sejahtera di Jl. Arteri Kedoya, No. 16, Jakarta Barat ini.

Ducati Café Racer

Lagi kepincut retro tuh! Mungkin itu kiranya yang mewakili perasaan hati Syaifudin, pemilik Suzuki Thunder 250 ini. Yap! Motor sport pabrikan berlogo ‘S’ ini, berganti konsep! Dari motor model sport turing, kini berganti wajah jadi Ducati café racer.

“Lagi senang aja sama café racer. Tapi inginnya café racer dari motor Eropa, biar lebih tampil beda,” bilang pria yang juga punya workshop modif mobil AE Garage di Jl. Hidup Baru, No. 44, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.

Biar referensinya makin mantap, doi searching di internet mengenai motor balap Ducati zaman dulu alias jadul. Akhirnya, konsep pun ditemukan sebagai rujukan. Hasilnya, silakan lihat sendiri. Café racer ini, memiliki fairing depan. Yap, seperti Ducati Race 350 yang balap sekitar tahun 1969!

“Hanya saja, kalau Race 350 pakai fairing full, gue hanya half fairing aja,” bilang pria yang lebih akrab disapa Adi Nung ini. Sip! Nah, ngobrol soal teknik modifnya yuk! Siapa tahu sobat tertarik mau ikutan bikin.

Lanjut! Mulai dari bodi atawa baju dulu ya! Untuk fairing, Adi mengaplikasi pelat besi ukuran 1,2 mm. Pelat ini dirasa pas untuk dibuat sebagai bodi. “Itu karena pelat ini mudah ditekuk dan dibuat kontur. Lainnya, pelat ini juga nggak terlalu berat,” ujar pria 27 tahun yang juga hobi main mobil Holden ini. Adi, bikin motor lagi yuk!

SOK HORNET

Namanya juga motor balap. Meski zaman dulu, tapi café racer juga sudah aplikasi setang model jepit. Untuk itu, Adi memilih untuk pensiunkan sok depan hingga segitiga dan setang bawaan asli Suzuki Thunder 250.

“Gantinya, pakai perangkat milik Honda Hornet 125,” kata pria yang siap terima ubahan modifikasi serupa dari sobat ini. Begitunya kaliper rem dan posisi cakram, tetap mengadopsi di sisi kiri layaknya Thunder 250.

Untuk itu, agar kaliper klop di sok Hornet, Adi pun membuat lagi adaptor kaliper dari pelat besi tebal 5 mm.

DATA MODIFIKASI

Ban depan : Pirelli 120/60-17
Ban belakang : Battlax 140/70-17
Knalpot : Suzuki GSX 400
Pelek belakang : Baros 4,5 x 17
AE Garage : 0815-9941260



indah Maya Noviani

Sebagai wanita, pemilik nama indah Maya Noviani ini juga ngerti diajak ngobrol dunia roda dua. Doi, punya sense yang indah terhadap motor. Terutama soal modifkasi.

“Ada juga bikers atau modifikator yang memaksakan kehendaknya.

Ya, misal pamakaian part modif yang enggak mendukung,” ujar pemilik sasis panjang 162 cm/ 44 kg ini. Hasilnya, sudah tentu bikin tampilan malah jadi tidak enak dipandang. Jangan jauh-jauh berbicara soal contoh ya. Misal , dari kulit jok yang dipakai. Pemilihan warna yang enggak senada kelir bodi, pastinya bakal bikin motor sedikit aneh.

Jangan jauh-jauh berbicara soal contoh ya. Misal , dari kulit jok yang dipakai. Pemilihan warna yang enggak senada kelir bodi, pastinya bakal bikin motor sedikit aneh.

“Lucu juga kan kalau gitu. Setidaknya dari hal itu bisa dilihat lho. Ya, lihat kepribadian si pemilik motor itu bagaimana,” aku Mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta itu.