Tampilkan postingan dengan label cewek motor. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label cewek motor. Tampilkan semua postingan

indah Maya Noviani

Sebagai wanita, pemilik nama indah Maya Noviani ini juga ngerti diajak ngobrol dunia roda dua. Doi, punya sense yang indah terhadap motor. Terutama soal modifkasi.

“Ada juga bikers atau modifikator yang memaksakan kehendaknya.

Ya, misal pamakaian part modif yang enggak mendukung,” ujar pemilik sasis panjang 162 cm/ 44 kg ini. Hasilnya, sudah tentu bikin tampilan malah jadi tidak enak dipandang. Jangan jauh-jauh berbicara soal contoh ya. Misal , dari kulit jok yang dipakai. Pemilihan warna yang enggak senada kelir bodi, pastinya bakal bikin motor sedikit aneh.

Jangan jauh-jauh berbicara soal contoh ya. Misal , dari kulit jok yang dipakai. Pemilihan warna yang enggak senada kelir bodi, pastinya bakal bikin motor sedikit aneh.

“Lucu juga kan kalau gitu. Setidaknya dari hal itu bisa dilihat lho. Ya, lihat kepribadian si pemilik motor itu bagaimana,” aku Mahasiswi sebuah perguruan tinggi swasta di Jakarta itu.


Cewek Merah

cewek motor2 Merah itu berkesan terang. Cocok dipakai di musim penghujan begini. Jas hujan dan helm warna menyala juga direkomendasi untuk cuaca seperti sekarang. Tapi bagi cewek akrab dipanggil Echi ini, kelir merah lebih dari sekadar warna. “Merah itu sexy,” katanya singkat

 

Dengan semangat membara, doi langsung tampil genit dan terkadang bercampur galak saat disandingkan bareng TVS Apache yang kebetulan berkelir sama dengan seleranya. “Kalau motornya enggak merah mungkin jadi kurang mood,” celetuknya manja.

Obrolan seputar warna plus hobi terus meluncur. “Satu-satunya pengalaman berkesan dengan motor palingan jatuh saat belajar. Cerita standar ya?” katanya saat ditanya pengalaman bermotornya.

cewek motor seksi                                    cewek motor

Namun obrolan makin sip dan hot saat Echi banyak tanya problema bikers Tanah Air. “Kalau tahun baru pasti pada konvoi tuh, seru melihatnya tapi kadang kayaknya enggak safety,” seru pemilik postur 168 cm berbanding 50 kg ini. Konon doi pernah diajak konvoi tanpa pakai helm. Wah enggak benar tuh Say….

 

Karena itu Echi berharap pengendara sekarang lebih memperhatikan keselamatan. “Biar Saya jadi berani lagi bawa motor sendiri. Sebab kalau banyak cerita seremnya, kan malah jadi takut terus,” cuapnya dengan mimik centil.
Tul itu.

Suka Yang Setandar



Usah bengong ketemu cewek berkulit kuning bersih dan berparas manis ini. Dibonceng atawa bawa motor sendiri, buat Tiara bukan masalah. Karena doi banyak punya kawan bikers. Baginya jatuh dan lecet sedikit sih biasa.

Pede abiz, itu gaya pemilik tinggi 162 cm dan berat 48 kg ini. “Maaf! Nggak mau bikin orang lain susah,” pasti pemilik rambut panjang terurai ini.

Ia mengaku kurang suka modifikasi. Aduh neng, padahal modifikasi itu ibarat jatidiri. Modifikasi bisa dianggap sebagai personalisasi seseorang. “Motor modif nggak enak. Pasti kurang nyaman dan ribet,” kritik Tiara.

Maksudnya, lebih percaya bawa yang estede alias standar gituuu.

Indi Seksi

Antara tanktop dan skubek, keduanya punya persamaan. Itu menurut Indy, lho. Yap! Dara kelahiran Bogor 20 tahun lalu ini, punya perandaian seperti itu. Skubek tidak ubahnya seperti pakaian kesukaannya.

“Skubek itu motor leluasa. Sama seperti tanktop! Simpel dan tidak membatasi gerak atau aktivitas kita kan. Buktinya skubek dipakai untuk kerja atau gaul juga tetap bisa kan,” ujar pemilik sasis 162 cc/ 45 kg ini.


Malah menurut Indy, skubek itu memang kendaraan ideal wanita. Karena wanita biasanya enggak ingin yang ribet. Termasuk, untuk urusan berkendara. Tidak usah oper gigi atau tarik kopling, sudah bisa jalan.

Meski kesehariannya Indy juga naik Yamaha Mio Sporty, tetapi pemilik piston kembar 34B ini paling suka diboncengi pakai Kawasaki Ninja 150. “Gue suka dengan kecepatan. Dibawa kebut hingga lebih dari 150 km/jam, bikin adrenalin terpacu,” kata anak pertama dari tiga bersaudara ini.

Cewek Motor





“Tahu kenapa, life members, prospect sampai simpatisan klub jadi suka makan kwetiauw goreng. Kemungkinan karena mereka ingin ngambil hati Tarry yang emang doyan makanan itu! 1760tarry-axl-2.jpg

Di tongkrongan, mereka juga gandrung minum Coca Cola. Bisa aja mereka! Biasanya kan pada nyeruput kopi atau paling nggak wedang jahe.

Kata mereka, capeknya turing langsung hilang saat Tarry dekat. Aroma parfum Body Shop atau Vanila membuat stres hilang. Malah, bro yang lagi ribet karena motornya mogok langsung senyum kayak orang linglung. Huh...sebel!

Terus terang aja, gue nggak suka sama Tarry. Gimana nggak, pesonanya bikin mereka berpaling semua. Sebelum dia datang, banyak yang deketin aku. Beberapa malah rela nganter sampai ke rumah walau rumahku nun jauh dari sekretariat. Tapi sekarang, kok pada ogah ya?

1761tarry-axl-3.jpgDi antara mereka malah terang-terangan memuja cewek ini. Katanya spesifikasinya ideal banget, tinggi 165 cm dan berat 45 kg. Untuk kaos, ia pakai ukuran S dan ‘silinder kembar’ dibalut ukuran 34.

Tapi ada untungnya juga. Doi nggak suka naik motor dan memilih mobil sebagai tunggangan harian. Ini dia yang jadi harapanku... Dia pastinya rada ogah memilih bikers jadi pasangannya.


Mojang Priangan Timur


by moch budi arto

Buat bikers yang suka menjelajah, karakteristik mojang Priangan Timur dan Barat punya daya magnetis gede. Zona pertama diwakili Garut, Tasikmalaya, Ciamis, Banjar dan sekitarnya. Neng geulis (cewek cantik) di sana punya ciri unik. Berkulit putih, tinggi sedang, girly banget dan romantis.

Pesaingnya dari Priangan Barat semisal Sukabumi, Bogor, Cianjur dan sekitarnya. Daya tarik mereka nggak kalah kuat. Langsing, resik, bertutur halus dan bikin cowok tak berkutik. “Agak sulit digambarkan secera spesifik, tapi bisa diamati kalau sering jalan ke daerah itu,” ungkap Ammet, anak klub Bandung.

Untungnya, kami bertemu dengan Yona, paduan kedua daerah ini. “Ayahku asal Tasikmalaya dan ibuku mojang Bogor,” buka cewek penikmat air putih dan suka berbusana casual ini.

1638cepot-yona-axl-1.jpgMojang khas tatar Sunda ini sudah dibalut aura modern. Dari tempat dan tahun kelahirannya di Bogor, 1986. Ia selalu menaburkan aroma Cartier untuk spesifikasi ideal boncengers, 165 cc dan 50 kg.

Buat urusan rider, Yona suka cowok macho dan elegan. “Seperti Ari Wibowo,” jelasnya memberi gambaran. Nah buat builders, peturing. Pebengkel atau daily rider yang merasa nyerempet sosok Ari, silakan ‘merapat’ untuk merebut hati sang dara. Tapi inget... Jangan cemburuan ya, maklum profesinya kan model! Sok atuh.....